Pandawa Lima Wayang Siapa Saja

Jenis Senjata Pandawa Lima

Pandawa Lima memiliki beberapa jenis senjata pusaka yang digunakan dalam perang yang terjadi antara Pandawa dan Kurawa. Berikut penjelasannya.

Pay duties and fees at checkout

eBay International Shipping offers the option to prepay duties and fees at checkout. If you pay now, the total cost is fixed.

There’ll be no extra processing time at the customs and no additional import charges upon delivery.

What are import charges?

Import charges includes duties, processing fees, and taxes on imports.

Duties are a type of tax collected on imports by a country's customs authorities. Usually, the duties vary depending on the item and its value. In different countries, this tax may be called a customs duty, import duty, or tariff.

Carriers and customs authorities may charge additional processing fees.

Belanja di App banyak untungnya:

Tokoh Pandawa Lima merupakan sekelompok karakter yang cukup populer dalam cerita wayang. Kelima saudara putra Pandi ini berperan sebagai tokoh protagonis dan menjadi musuh bagi para Kurawa.

Diceritakan sebagai tokoh yang protagonis, karakter Pandawa Lima ini kerap kali menjadi panutan dalam masyarakat Jawa. Bahkan, nama lima bersaudara tersebut cukup populer hingga menjadi nama untuk berbagai macam sarana maupun fasilitas publik. Lantas, siapa sajakah para Pandawa tersebut?

Berikut ini tokoh pandawa lengkap dengan silsilah, nama lain, hingga senjata, dikutip dari laman resmi Universitas Kristen Petra, Universitas Krisnadwipayana, dan Universitas Bina Nusantara, Rabu (17/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Silsilah Pandawa Lima

Pandawa Lima merupakan sebutan bagi lima anak Prabu Pandu. Dari pernikahan Prabu Pandu dan Dewi Kunthi lahir 3 orang anak bernama Yudhistira, Bima, dan Arjuna. Sementara itu, Nakula dan Sadewa adalah putra kembar Prabu Pandu dan Dewi Madrim.

Sebagai anak sulung dalam keluarga Pandawa, Yudhistira memiliki sejumlah kelebihan jika dibandingkan dengan saudaranya. Kelebihan-kelebihan tersebut berupa sifat dan karakter Yudhistira yang menyerupai Batara Darma yakni berperilaku adil, jujur, dan menjadi tokoh yang paling baik atau berdarah putih.

Bahkan ketika menjadi Raja ia tidak mengenakan pakaian yang berlebihan dan justru berpenampilan sederhana serta lebih mengutamakan kepentingan rakyatnya. Oleh sebab itu, ia memperoleh penghargaan dari para dewa atas kejujuran dan perilaku adilnya itu.

Terlepas dari kelebihan dan pembangunan karakter Yudistira yang dikenal sebagai figur yang baik, namun ternyata ia juga memiliki kelemahan atau kekurangan yakni gemar berjudi (bermain dadu) karena kelemahannya ini lah ia dan para Pandawa lainnya pernah terjebak dalam perangkap Kurawa untuk bermain dadu dan mengakibatkan Pandawa kehilangan Drupadi, harta benda, dan bahkan hidup menderita selama 13 tahun di pembuangan.

Adapun Senjata yang dimiliki oleh Yudhistira adalah sebagai berikut:

Sementara itu, Yudhistira juga dikenal dengan nama lainnya berikut ini:

Bima memiliki kelebihan dalam melakukan pengelolaan tubuh, sehingga ia memiliki kekuatan jasmani yang luar biasa. Jika dibandingkan dengan para Pandawa lainnya maka Bima merupakan tokoh yang memiliki tubuh terkuat. Selain itu, Bima juga memiliki sejumlah senjata mematikan yang dapat menghancurkan musuh dengan mudah seperti Gada Rujakpala.

Bahkan, Bima juga memiliki beberapa anugerah yang diberikan oleh para Dewata di antaranya: Kampuh/kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati, dan Pudak Jarot Asem.

Berikut ini daftar senjata yang dimiliki Bima:

Bima juga dikenal dengan nama lain sebagai berikut:

Putra Pandu Ke-3 ini diberkati kondisi fisik dan wajah yang tampan, sehingga banyak yang suka terhadapnya. Bahkan, dalam sejumlah catatan Arjuna memiliki 16 istri.

Selain memiliki wajah yang rupawan, Arjuna juga merupakan titisan Dewa Wisnu dan memiliki karakter yang baik serta suka berpuasa atau bertapa. Kemudian, Arjuna juga memiliki keahlian dalam memanah, berperang, dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata serta dinobatkan sebagai raja di Kahyangan bergelar Prabu Karitin.

Kekurangan Arjuna adalah masih memiliki sifat sombong. Hal itu terlihat ketika ia menolak tantangan dari Karna untuk beradu kepandaian dengannya, namun ditolak oleh Arjuna karena menganggap dirinya memiliki kedudukan yang lebih tinggi, sehingga tidak layak apabila beradu dengan seorang Karna.

Tak berbeda dari kedua kakaknya, Arjuna juga memiliki sederet senjata berikut ini:

Arjuna juga dikenal dengan beberapa nama lain berikut ini:

Nakula merupakan putra Prabu Pandu dan Dewi Madrim. Ia memiliki kelebihan dalam memelihara binatang seperti sapi dan kuda. Ia juga mahir dalam mengendarai dan mengendalikan kuda serta memainkan pedang. Selain itu Nakula memiliki karakter yang baik, jujur, setia, dan taat.

Namun, sifatnya yang terlalu penurut terutama dengan Yudistira itu justru membuat Nakula tidak bisa menolong dengan memberikan saran maupun masukan kala Yudhistira terjebak dalam permainan dadu dengan para Kurawa.

Sadewa dikenal sebagai sosok yang mahir dalam melakukan perhitungan rasi-rasi bintang, bahkan ia dapat mengetahui masa depan seseorang. Kemudian, ia juga mampu memelihara binatang tunggangan dengan baik seperti sapi dan kuda. Selanjutnya ia juga mahir dalam menggunakan senjata panah dan lembing.

Adapun senjata yang dikenal dimiliki oleh Sadewa adalah Aji Purnamajati. Sadewa juga dikenal dengan nama lain Tangsen.

Demikian penjelasan lengkap mengenai tokoh-tokoh Pandawa Lima lengkap dengan silsilah, nama lain, hingga senjata yang dimilikinya.

Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

JANGAN LUPA RATE YA GAN

Pandawa Lima adalah sebutan untuk sebuah keluarga di dunia pewayangan yang terdiri atas lima orang laki-laki bersaudara pembela dan pejuang kebenaran. Ternyata seperti halnya tokoh-tokoh pewayangan lain seperti Ramayana, Punakawan dan lain-lainnya. Pandawa Lima juga mengandung makna yg mendalam sesuai dengan ajaran agama Islam. Dalam pewayang Jawa Pandawa Lima lebih dikenal dengan isitilah Pendawa Lima kependekan dari Pendalaman Wawasan Lima. Maksudnya adalah Membina dan Membing Umat agar lebih memperdalam lebih jauh tentang apa arti sesungguhnya tentang Rukun Islam yang lima dan apa makna filosofinya dalam prilaku hidup muslim Dalam dunia pewayangan arti Pendawa Lima adalah merupakan visualisasi dari rukun Islam yang lima, maksudnya bahwa figur Pandawa Lima itu merupakan gambaran rukun Islam yang lima. Berikut uraian tokoh-tokoh Pandawa Lima:

Spoiler for Yudhistira:

Spoiler for yudhistira:

Yudhistira (Puntadewa/Satria Pembarep/Ksatria Tertua) Yudisthira merupakan sulung dari para Pandawa. Dia memiliki sifat jujur, adil, sabar, taat, dan penuh percaya diri. Dikisahkan juga bahwa selama hidupnya, Yudisthira tidak pernah berbohong. Yudisthira mahir menggunakan tombak sebagai alat perang. Dikisahkan juga bahwa setelah perang Baratayuda, Yudisthira adalah pemegang tahta kerajaan Hastinapura. Yudhistira mempunyai senjata “Jimat Kalimasada” alih bahasa dari kalimat Syahadat. Dengan senjata ini ia tidak pernah kalah ataupun putus asa menghadapi musibah, tidak banyak suudzon terhadap setiap orang. Sebagian pendapat mengatakan bahwa istilah Kalimasada berasal dari kata Kalimat Syahadat, yaitu sebuah kalimat utama dalam agama Islam. Kalimat tersebut berisi pengakuan tentang adanya Tuhan yang tunggal, serta Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Tentang Kalimasada : Menurut pendapat tersebut, istilah Kalimasada diciptakan oleh Sunan Kalijaga, salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa pada abad ke-16. Konon, Sunan Kalijaga menggunakan wayang kulit sebagai media dakwah, antara lain ia memasukkan istilah Kalimat Syahadat ke dalam dunia pewayangan. Namun pendapat lain mengatakan bahwa sebelum datangnya agama Islam, istilah Kalimasada sudah dikenal dalam kesussastraan Jawa. Pendapat ini antara lain dikemukakan oleh Dr.Kuntar Wiryamartana SJ. Istilah Kalimasada bukan berasal dari kata Kalimat Syahadat, melainkan berasal dari kata Kalimahosaddha. Istilah Kalimahosaddha ditemukan dalam naskah Kakimpoi Bharatayuddha yang ditulis pada tahun 1157 atau abad ke-12, pada masa pemerintahan Maharaja Jayabhaya di Kerajaan Kadiri. Istilah tersebut jika dipilah menjadi Kali-Maha-Usaddha, yang bermakna "obat mujarab Dewi Kali". Kakimpoi Bharatayuddha mengisahkan perang besar antara keluarga Pandawa melawan Korawa. Pada hari ke-18 panglima pihak Korawa yang bernama Salya bertempur melawan Yudistira. Yudistira melemparkan kitab pusakanya yang bernama Pustaka Kalimahosaddha ke arah Salya. Kitab tersebut berubah menjadi tombak yang menembus dada Salya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa istilah Kalimahosaddha sudah dikenal masyarakat Jawa sejak beberapa abad sebelum munculnya Sunan Kalijaga. Mungkin yang terjadi adalah Sunan Kalijaga memadukan istilah Kalimahosaddha dengan Kalimat Syahadat menjadi Kalimasada sebagai sarana untuk berdakwah. Tokoh ini memang terkenal sebagai ulama sekaligus budayawan di Tanah Jawa, oleh karena itu Yudhistira merupakan gambaran Rukun Islam yang pertama yiatu Dua Kalimat Syahadat (karena disebutkan bahwa dia mempunyai Jimat Kalimasada.

Bima(Bratasena/Satrio Penegak Pandowo/Ksatria Penegak Pandawa) Bima adalah anak kedua dari keluarga Pandawa. Bima memiliki arti “mengerikan” dalam bahasa sansekerta. Mungkin hal ini karena Bima memang memiliki perawakan yang besar diantara saudaranya yang lain. Tak heran, Bima menjadi panglima perang dalam perang Baratayuda, memimpin tentara Pandawa. Bima diceritakan memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, jujur, tabah, dan patuh. Selain itu, Bima dikenal sebagai tokoh yang tidak suka basa-basi. Dikisahkan juga bahwa Bima adalah titisan Bayu, dewa angin, yang menjelma menjadi Pandu saat menikahi dewi Kunti. Bima mahir menggunakan senjata gada yang terkenal dengan nama Rujakpala, tidak ketinggalan senjata lainnya, yaitu kuku Bima, yang dinamakan Pancakenaka. Pada perang Baratayuda, Bima adalah tokoh penutup perang yang berhasil membunuh Duryodana, pemimpin tertinggi Kurawa. Bima memiliki anak dari perkimpoiannya dengan Dewi Arimbi yang bernama Gatotkaca. Bima digambarkan selalu siap dengan senjata pamungkasnya yaitu Kuku Pancanaka yang diartikan sholat lima waktu haruslah ditegakkan dalam keadaan apapun. Julukan Ksatria Penegak ini merefleksikan Ibadah Shalat sebagai Tiang Agama atau Penegak Agama, oleh karena itu Bima digambarkan sebagai Rukun Islam yang kedua yaitu Menegakkan Shalat.

Arjuna(Wijaya/SatrioPenengah Pandowo/Ksatria Penengah Pandawa) Arjuna adalah anak ketiga. Dikisahkan Arjuna merupakan titisan dewa Indra, raja semua Dewa. Dikisahkan Arjuna memiliki sifat mulia, cerdik, berani, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan terhadap godaan duniawi, gagah berani, dan selalu berhasil merebut kejayaan. Arjuna adalah tokoh yang paling rupawan diantara saudara-saudaranya. Sehingga tidak heran, kalau Arjuna sering dianalogikan sebagai lelaki yang tampan, gagah, dan gentle di kehidupan kita sekarang. Arjuna lihai memainkan senjata panah. Dalam perang Baratayudha, Arjuna menggunakan Pasupati, nama panahnya, untuk membunuh Bisma, panglima besar Kurawa. Dalam perang juga, Arjuna dikenal sebagai ksatria tanpa tanding, karena saat bertempur, Arjuna tidak pernah sekalipun menemui kekalahan. Arjuna memiliki banyak istri karena ketampanannya, salah satunya yang terkenal adalah dewi Srikandi yang membantu Arjuna membunuh Bisma. Raden Arjuna digambarkan sebagai tokoh yang sangat tampan, lemah lembut, pemberani, pemanah ulung, pembela kebenaran, dan idola kaum wanita. Ini merefleksikan Ibadah Puasa wajib dibulan Ramadhan yang penuh hikmah dan pahala sehingga menarik hati kaum Muslim utk beribadah sebanyak-banyaknya. Keahlian Raden Arjuna dalam bertempur dan memanah ini merefleksikan Ibadah Puasa sebagai senjata utk melawan hawa nafsu. Orang berpuasa banyak godaan hawa nafsu setan apabila tidak kuat menghindarinya pasti akan jebol pertahanannya. Arjuna merupakan gambaran Rukun Islam yang ke-tiga yaitu Puasa di Bulan Ramadhan hal ini karena dia mempunyai/ kesaktian yang tak terkalahkan, dan sesuatu yang menyenangkan pandangan, karena dia gemar Tirakat/bertapa (berpuasa) dan gemar menahan nafsu.

Nakula (Ksatria kembar) Nakula adalah anak keempat dari Pandawa, dan lahir dari perkimpoian antara Pandu dengan dewi Madri. Nakula diceritakan memiliki sifat taat, setia, belas kasih, tahu membalas budi, dan menyimpan rahasia. Nakula memiliki saudara kembar, yaitu Sadewa. Nakula juga terkenal sebagai orang yang tampan, namun tidak seperti Arjuna yang rendah hati dengan ketampanannya. Nakula lebih membanggakan ketampanannya dan tidak mau mengalah. Nakula lihai memainkan senjata pedang pada perang Baratayuda. Kelebihan lainnya yang dimiliki Nakula adalah ilmu pengobatan, karena Nakula dipercaya sebagai titisan dewa Aswin, dewa pengobatan. Selain itu, Nakula lihai mengengendarai kuda, dan memiliki ingatan yang sangat tajam dan tidak terbatas. Nakula adalah gambaran Rukun Islam yang ke-empat yaitu Membayar Zakat hal ini karena dia gemar bersolek dengan pakaian bagus dan bersih, suka memberi serta belas-kasih pada kaum yang lemah, lambang orang kaya yang Dermawan/suka memberi infaq, shadaqah dan zakat.

Sadewa (Ksatria Kembar) Sadewa adalah bungsu dari Pandawa lainnya. Merupakan kembaran dari Nakula. Jika Nakula dianugerahi ketampanan, maka Sadewa dianugerahi kepandaian, terutama dalam bidang astronomi, sehingga Sadewa memiliki kemampuan meramal untuk masa depan. Sifat Sadewa adalah bijak dan pandai, bahkan Yudisthira pernah berkata bahwa Sadewa memiliki kebijaksanaan lebih tinggi daripada Wrehaspati, guru para Dewa. Dikisahkan juga bahwa Sadewa adalah tokoh yang berhasil membunuh Sengkuni, paman para Kurawa yang terkenal dengan kelicikannya dan pintar menghasut. Sadewa berhasil membunuh Sengkuni dengan kecerdikan dan kepandaian yang dia miliki. Sadewa merupakan tokoh pendiam dalam kisah Mahabharata. Sadewa digambaran sebagai Rukun Islam yang ke-lima yaitu Kewajiban pergi Haji hal ini karena Sadewa suka melancong, mengembara mencari ilmu dan hikmah di tempat-tempat yang bersejarah. Zakat dan Haji digambarkan sebagai dua ksatria kembar Nakula dan Sadewa, mereka jarang muncul sebagaimana zakat dan haji diwajibkan bagi orang yang mampu, kalau tidak ada Nakula dan Sadewa maka Pandewa akan runtuh dan hancur begitu pula umat Islam jika tidak ada para hartawan yang sanggup membayar zakat dan menunaikan ibadah haji, fakir miskin akan terancam kekafiran dan kemurtadan. Kesenjangan sosial tidak terjembatani.

SEMOGA THREAD INI BERMANFAATBAGI JURAGAN2 SEMUA

Bobo.id - Wayang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah terkenal.

Ada banyak tokoh pewayangan yang sering dimainkan, tapi tokoh Pandawa Lima menjadi tokoh yang paling terkenal.

Kali ini, kita akan belajar tentang beberapa tokoh pewayangan yaitu Pandawa Lima.

Pandawa Lima adalah sebutan untuk lima bersaudara pada tokoh pewayangan pada kisah Mahabharata.

Dalam bahasa Sansekerta Pandawa berarti anak dari Panduk yang pada penokohan ini merujuk pada sosok Raja Astina, yaitu Prabu Pandu Dewanata.

Tokoh Pandawa Lima ini Merupakan putra Prabu Pandu Dewanata dengan dua istrinya yaitu Dewi Kunti dan Dewi Madrim.

Kelima putra dari Prabu Pandu itu memiliki karakter atau sifat yang khas dan berbeda-beda.

Berikut akan dikenalkan kelima tokoh pewayangan terkenal dari kisah Mahabarata.

Lima bersaudara yang dikenal dengan nama Pandawa ini memiliki kelebihan yang berbeda-beda. Berikut lima tokoh tersebut.

Untuk mengenal kelima tokoh itu lebih jauh, mari simak pembahasan berikut ini.

Baca Juga: 5 Contoh Kesenian Tradisional Indonesia dan Penjelasannya, Materi PPKn

Dari lima bersaudara itu, anak yang paling tua adalah Yudhistira.

Yudhistira merupakan putra dari Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Kunti.

Putra pertama ini juga dikenal dengan ama Prabu Puntadewa yang dipercaya sebagai jelmaan Dewa Yama yang memerintah di Kerajaan Amarta.

Sosok Yudhistira adalah karakter yang bijaksana dan hampir tidak pernah berbuat dusta atau bogong selama hidupnya.

Selain itu, tokoh Yudhistira ini juga memiliki moral yang sangat tinggi dan merupakan tokoh yang pemaaf.

Tokoh selanjutnya adalah Bima yang merupakan putra kedua dari Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Kunti.

Putra kedua ini memiliki cukup banyak nama lain, seperti Bratasena, Balawa, Birawa, Dandungwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Pandusiwi, Bayusuta, Sena, Wekudara, Wijasena, dan Jagal Abilawa.

Namun, dari semua nama lain Bima ini, nama Raden Werkudara yang paling terkenal dan merupakan sebutan untuk kesatria di Jodhipati.

Sosok Bima ini dipercaya sebagai jelmaan Dewa Bayu, hingga membuatnya memiliki julukan Bayusutha.

Tokoh pewayangan ini digambarkan sebagai sosok yang kuat, bersifat kasar, menakutkan di mata musuh, namun memiliki hati yang sangat lembut.

Selain itu, Bima juga memiliki sifat uang gagah berani, teguh, kuat, tabah, jujur, dan patuh.

Baca Juga: Disebut Warisan Budaya Tak Benda, Bagaimana Cara Melestarikan Wayang?

Bima memiliki senjata istimewa yang bernama Gada Rujakpala dan Kuku Pancanaka.

Putra ketiga dari Prabu Pandu Dewanata adalah Arjuna dan merupakan anak dari Dewi Kunti.

Arjuna juga terkenal dengan nama lain, yaitu Permadi, Janaka, Wibatsuh, Parta, Dananjaya, dan Palguna.

Menurut pewayangan Arjuna adalah jelmaan dari Dewa Indra yang memimpin kerajaan di Madukara dan merupakan dewa perang.

Sosok Arjuna digambarkan sebagai sosok ksatria yang cerdik dan suka berkelana, bertapa serta mencari ilmu.

Arjuna merupakan tokoh yang sangat mahir tentang ilmu peperangan.

Ia juga memiliki banyak sekali pusaka dalam bentuk senjata seperti Keris Pulanggeni, Panah Pasopati, Panah Sarotama, Busur Gandiwa, dan Terompet Dewadata.

Arjuna juga digambarkan memiliki karakter yang mulia, berjiwa ksatria, mempunyai iman kuat, dan gagah berani.

Putra keempat adalah Nakula yang merupakan salah satu dari putra kembar Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim.

Seperti saudara lainnya, Nakula memiliki nama lain yaitu Tripala atau Raden Pinter.

Nakula merupakan penjelmaan dari Dewa Kembar Aswin atau dewa pengobatan.

Baca Juga: 8 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang Diakui UNESCO, Ada Wayang hingga Kapal Pinisi

Tokoh satu ini digambarkan sebagai sosok yang pandai dalam memainkan senjata dan merupakan ksatria pedang yang tanggung.

Karakter dari Nakula adalah jujur, setia, dapat menjaga rahasia, patuh pada orang tua dan suka membalas budi.

Putra kelima adalah Sadewa yang merupakan salah satu dari anak kembar Dewi Madrim dengan Prabu Pandu Dewanata.

Nama lain dari Sadewa adalah Raden Darmagranti atau Raden Tangsen.

Sama seperti Nakula, Sadewa juga dikenal sebagai jelmaan Dewa Kembar Aswin.

Sadewa digambarkan sebagai sosok yang ahli dalam ilmu astronomi dan berkarakter rajin, bijaksana, setia, bisa menjaga rahasia, taat kepada orang tua serta senang membalas budi.

Nah, itu lima tokoh Pandawa yang terkenal dalam pewayangan Jawa pada cerita Mahabarata.

Baca Juga: 6 Contoh Seni Pertunjukan Tradisional Indonesia Sebagai Bentuk Keragaman Budaya, Materi IPS

Siapa istri Prabu Pandu Dewanata?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.

Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Hadir Lagi, Ada Apa Saja di AIA Healthiest Schools 2024-2025?

tirto.id - Gambar wayang Pandawa lima, urutan, dan namanya adalah hal penting yang perlu dibahas ketika kita membicarakan soal sejarah wayang.

Pandawa Lima adalah sebutan untuk menjuluki tokoh pewayangan yang merupakan lima putra Raja Hastinapura, nama raja tersebut adalah Pandu.

Cerita Pandawa Lima ini dikisahkan sebagai tokoh protagonis yang melawan tokoh antagonis. Untuk tokoh antagonisnya, terdiri dari anak-anak Dretarasta (disebut Kurawa) yang sebenarnya masih sedarah dengan Pandu.

Pandawa Lima ini terlibat perang dengan Kurawa tersebut dikenal sebagai Perang Barathayudha. Hal yang menjadi pemicu peperangan adalah ambisi para Kurawa yang ingin menguasai Hastinapura.

Lantas, bagaimana urutan Pandawa Lima atau nama anak Pandu? anak putra Pandu berjumlah 5. Para putra Pandu ini lahir dari dua ibu yang berbeda, yakni Kunti dan Madri.

Anak yang lahir dari rahim Kunti berurutan meliputi Yudistira, Bima, dan Arjuna. Sedangkan yang dilahirkan Madri, ada Nakula sebagai anak pertama dan Sadewa sebagai anak keduanya.

Berikut adalah urutan Pandawa Lima:

Asal kerajaan Pandawa Lima adalah Hastinapura. Di kerajaan tersebut, para Pandawa Lima yang masih kecil hidup bersama para kurawa kecil. Setelah beranjak dewasa, Kurawa berusaha mengambil tahta Hastinapura (sering disebut Astina).

Berdasarkan wiracarita Mahabharata, mereka bertempur dalam Perang Bharatayudha dan lokasinya berlangsung di Kurukshetra. Berdasarkan sejarah dapat disimpulkan beberapa watak, karakter, atau sifat Pandawa Lima. Berikut adalah sifat Pandawa Lima beserta karakternya:

Gambar Pandawa Lima dan Namanya

Tokoh Pandawa Lima dianggap sebagai jelmaan beberapa dewa. Pertama, Yudistira diklaim sebagai titisan Dewa Yama, Bima titisan Dewa Bayu, Arjuna titisan Dewa Indra, dan Nakula serta Sadewa sebagai jelmaan Dewa Kembar Aswin.

Untuk mengenal lebih lanjut soal Bima hingga Arjuna ini, berikut adalah gambar pandawa lima dan namanya.

1. Gambar Wayang Yudistira (Puntadewa)

Puntadewa. foto/IStockphoto

Dalam cerita, Yudistira dicitrakan sebagai tokoh yang penyabar, mengutamakan persatuan, bijaksana, jujur, adil, percaya diri, dan tidak suka memiliki musuh. Tokoh ini memiliki nama kecil Puntadewa. Nama yang berasal dari bahasa Sanskerta ini berarti “teguh dan kokoh dalam peperangan”.

2. Gambar Wayang Bima Werkudara (Sena)

Bima. foto/istockphoto

Tokoh ini saat kecil bernama Sena. Nama Bima ini memiliki arti mengerikan yang sesuai dengan fisik tokohnya, misal kuat, berlengan panjang, bertubuh tinggi, dan berwajah seram. Walaupun fisiknya seperti yang dideskripsikan, namun karakter ini memiliki sifat-sifat positif dalam kehidupan sehari-harinya. Sifat tersebut meliputi patuh, setia, jujur, tabah, kuat, teguh, dan gagah berani.

3. Gambar Wayang Arjuna

Arjuna. foto/IStockphoto

Dalam cerita, ia dikisahkan pandai memanah dan mahir menerapkan strategi perang. Oleh karena itu, Arjuna memiliki sifat pandai, cerdik, dan teliti. Sedangkan terkait sifat lainnya, ia dikenal pendiam, lembut, sopan, dan berani. Karakter ini mempunyai nama Permadi dan dianggap sebagai penjelmaan dewa perang (Dewa Indra). Nama Arjuna yang dimiliki oleh anak Pandu ini berarti “yang bersinar”.

4. Gambar Wayang Nakula dan Sadewa

Nakula Sadewa. foto/Istockphoto

Anak yang lahir bersama dengan Sadewa, anak Pandu dan Madri lainnnya ini memiliki nama kecil Pinten. Nama Nakula yang berarti “tikus benggala” bersinggungan dengan keterampilan Nakula dalam peperangan. Dalam kisah Mahabharata, Nakula diceritakan pandai berpedang dengan sikapnya yang jujur, setia, taat, dan paham tentang balas budi. Selain ahli dalam pedang dan memiliki sifat positif, Nakula juga dianggap sebagai pria tertampan di dunia Mahabharata.

Lahir bersama Nakula, Sadewa punya nama kecil Tangsen. Nama Sadewa sendiri berarti “raja kembar” yang merujuk kepada penyebutan Nakula-Sadewa ketika terlahir bersamaan. Berbeda dengan Nakula yang ahli berpedang, Sadewa dicitrakan sebagai ahli astronomi. Selain itu, ia memiliki sifat rajin, bijaksana, jujur, setia, taat, dan mengerti tentang perbuatan balas budi.